Klikbacanews.com– Kota Makassar kembali menjadi panggung perlawanan. Ratusan massa dari Aliansi Kesatuan Rakyat Menggugat (KERAMAT) memblokade pertigaan Jl. Alauddin–Pettarani pada Rabu (10/9/2025).
Mereka menuding pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai rezim yang anti-rakyat dan hanya melanggengkan penindasan.
Dengan spanduk besar bertuliskan “Makassar Bergerak Gulingkan Prabowo-Gibran”, suara orasi menggema lantang. Massa menegaskan, kebijakan pemerintah hari ini tidak berpihak pada rakyat kecil, sementara DPR hanya menjadi stempel tanpa keberanian.
“Pemerintah dan DPR hanyalah alat kekuasaan. Sampai hari ini, tidak ada satupun tuntutan rakyat yang digubris. Karena itu, kami konsisten turun ke jalan: melawan dan menggulingkan rezim anti-rakyat ini,” tegas Denry, Jenderal Lapangan KERAMAT.
Desakan Keras ke Polisi: Bebaskan Tahanan, Adili Aparat
Amarah massa juga diarahkan ke institusi kepolisian. KERAMAT mengecam tindakan represif aparat yang menangkapi dan menganiaya peserta aksi pada 28–29 Agustus lalu.
Mereka menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolda Sulsel, dan Kapolrestabes Makassar untuk segera membebaskan seluruh tahanan.
“Kapolri harus bertanggung jawab! Bebaskan kawan-kawan kami yang ditahan, pecat aparat yang brutal, dan adili mereka di pengadilan rakyat!” teriak Denry.
22 Tuntutan Rakyat: Dari Pajak Hingga Copot Kapolri
Aksi ini mengusung 22 tuntutan keras, yang dianggap sebagai suara nyata rakyat tertindas:
Tolak kenaikan PBB.
Cabut UU TNI, RKUHP, dan RUU Polri.
Hentikan perampasan ruang hidup dan tanah rakyat.
Stop represifitas aparat.
Adili Jokowi.
Tolak PSN dan utang luar negeri.
Wujudkan pendidikan dan kesehatan gratis.
Usut tuntas pelanggaran HAM masa lalu.
Tolak gelar pahlawan untuk Soeharto.
Rombak kabinet Merah Putih.
Copot Kapolri, Kapolda Sulsel, Kapolrestabes Makassar.
Bebaskan seluruh tahanan aksi Agustus–September.
Daftar tuntutan ini memperlihatkan bahwa kemarahan rakyat semakin meluas, bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menyangkut hak asasi, demokrasi, dan legitimasi kekuasaan.
Makassar kembali membuktikan dirinya sebagai barometer perlawanan rakyat. Seruan “Makassar Bergerak Gulingkan Prabowo-Gibran” kini menggema bukan hanya di jalanan, tapi juga di ruang-ruang diskusi publik, menjadi tanda bahwa bara perlawanan terhadap rezim kian menyala.
Editor : Darwis