Metro  

Dana Kipas dan Renang di SMPN 6 Makassar Jadi Sorotan Wali Murid

Dana Kipas dan Renang di SMPN 6 Makassar Jadi Sorotan Wali Murid
SMP Negeri 6 Makassar

Klikbacanews.com– Sejumlah orang tua siswa SMPN 6 Makassar menyuarakan keluhan terkait dugaan adanya pungutan biaya untuk mata pelajaran Seni Budaya Keterampilan (SBK) dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

Keluhan itu mencuat setelah beredar pesan berantai di grup WhatsApp orang tua murid yang menyebutkan adanya kewajiban pembayaran Rp40 ribu per siswa untuk bahan pembuatan kipas SBK, serta Rp25 ribu untuk kegiatan renang PJOK.

“Assalamualaikum, diingatkan kembali bahwa besok adalah hari terakhir membayar uang SBK dan PJOK. Mohon segera dilunasi karena bendahara sudah ditagih, sir,” demikian isi pesan yang beredar.

Sejumlah wali murid mempertanyakan dasar pungutan tersebut, terutama soal transparansi penggunaan dana.

Hitung-hitungan orang tua menyebut, jika dikalikan seluruh siswa dari 11 kelas, dana yang terkumpul bisa mencapai Rp19,8 juta hanya untuk pengadaan bahan kipas SBK.

“Kami tidak tahu toko yang dimaksud. Katanya bahannya didatangkan dari Jawa, tapi tidak jelas dari mana asalnya,” ungkap salah seorang wali murid.

Felixander Baan, orang tua murid sekaligus pemerhati pendidikan di Makassar, menilai guru seharusnya tidak membebankan pembelian bahan kepada siswa.

Menurutnya, cukup memberi arahan terkait bahan yang digunakan agar siswa bisa membelinya sendiri, atau membebaskan anak untuk berkreasi dengan bahan seadanya.

“Lebih baik memakai bahan daur ulang untuk membuat kipas. Ini sekaligus mendukung program wali kota Makassar terkait 3R (reuse, reduce, recycle),” ujarnya.

Menanggapi polemik tersebut, Plt Kepala SMP Negeri 6 Makassar, Ashar, menegaskan tidak ada kewajiban pembayaran dari pihak sekolah.

“Kalau memang ada pungutan, berarti itu inisiatif guru mata pelajaran. Saya akan cek langsung ke siswa. Terima kasih atas informasinya,” kata Ashar saat dikonfirmasi melalui WhatsApp.

Sementara itu, Amar, guru Mata Pelajaran mengaku sudah membatalkan rencana pengadaan bahan kipas yang disebut berasal dari Jawa.

“Jadi tidak ada lagi pengadaan bahan tersebut,” singkatnya.

Editor : Darwis