Klikbacanews.com– Sebuah langkah besar tengah ditempuh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba. Minggu (3/8/2025)
Tanpa banyak gembar-gembor, mereka memulai gerakan senyap dengan membersihkan Gedung Pusat Informasi Pinisi di kawasan Pelabuhan Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari—lokasi yang tak sekadar strategis, tapi sarat sejarah panjang warisan laut Sulawesi Selatan.
Pembersihan ini bukan sekadar bersih-bersih biasa. Di balik sapu dan cangkul yang digerakkan staf dinas dan tokoh masyarakat, tersimpan misi besar:
menghidupkan kembali memori kolektif Bulukumba akan kejayaan perahu Pinisi—ikon budaya maritim yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
“Kami ingin menjadikan gedung ini sebagai pusat edukasi pembuatan Pinisi. Bukan hanya untuk dilihat, tapi dipelajari dan diwariskan,” tegas Andi Maulana, S.Ap, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Bulukumba.
“Pinisi bukan benda mati. Ia adalah ruh budaya yang harus terus hidup dalam generasi Bulukumba.”
Bukan Jalan Sendiri: Semua OPD Dilibatkan
Berbeda dari program budaya yang sering berhenti di tataran seremoni, inisiatif ini melibatkan lintas sektor:
-
DLHK: Siapkan lahan dan bahan baku kayu bitti—elemen vital Pinisi.
-
Dinas Perikanan: Fasilitasi aspek kelautan dan teknis bahari.
-
Dinas Pariwisata: Dorong promosi budaya Pinisi ke wisatawan domestik dan mancanegara.
-
Dinas Perdagangan: Rancang pemasaran produk turunan budaya secara konkret.
Keterlibatan lintas OPD ini menandai keseriusan Pemkab Bulukumba dalam mengangkat kembali nilai budaya lokal sebagai pilar pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi dengan Warga: Kunci Keberlanjutan
Tak hanya internal dinas, kegiatan ini juga menggandeng warga sekitar. Sebuah pendekatan kolaboratif yang menandakan bahwa pelestarian budaya bukan tugas elite, melainkan kerja kolektif.
“Kalau cuma pemerintah yang bergerak, budaya akan mati di meja rapat. Tapi kalau warga ikut terlibat, Pinisi akan terus berlayar,” ujar seorang tokoh masyarakat yang ikut dalam aksi bersih-bersih.
Menuju Sentra Budaya Maritim
Gedung Informasi Pinisi ini diharapkan menjadi episentrum pelatihan dan edukasi pembuatan Pinisi—mulai dari teknik tradisional hingga aspek filosofi dan spiritual yang menyertainya.
Bulukumba tak ingin kehilangan identitas maritimnya. Dan lewat langkah awal ini, pemerintah daerah tampaknya serius menegaskan: warisan tidak cukup hanya diakui dunia, tapi juga harus dimiliki dan dijaga oleh anak negeri sendiri.
(Raden)
Follow Berita Klikbacanews.com di Google News