TAKALAR,Klikbacanews.com – Kasus dugaan pencemaran nama baik yang menyeret Sekretaris Daerah (Sekda) Takalar, Dr. H. Muhammad Hasbi, kini memasuki babak baru. Polres Takalar dilaporkan tengah melakukan penyelidikan intensif terkait laporan yang diajukan berdasarkan Pasal 27A Jo Pasal 45 ayat (4) Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Pemicu laporan ini adalah sebuah karikatur yang viral di berbagai grup WhatsApp. Karikatur tersebut diduga diunggah oleh akun WhatsApp dengan nama “Panronrongna Takalar” dan dianggap mencemarkan nama baik Muhammad Hasbi.
Dalam upaya mengungkap identitas misterius di balik akun “Panronrongna Takalar”, aparat kepolisian telah bergerak cepat. Sejumlah admin grup WhatsApp, yang menjadi tempat peredaran awal karikatur tersebut, telah dipanggil dan dimintai keterangan oleh penyidik Polres Takalar.
Salah seorang admin grup WhatsApp yang enggan disebutkan namanya membenarkan pemanggilan tersebut usai menjalani pemeriksaan pada Senin (29/04/2025). “Saya dimintai keterangan di Polres Takalar terkait laporan dari Pak Muhammad Hasbi terhadap akun Panronrongna yang memposting karikatur itu,” ujarnya kepada awak media.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa karikatur yang beredar luas tersebut dinilai menyerang kehormatan dan martabat Sekda Takalar, sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Meskipun unggahan karikatur tersebut dikabarkan telah dihapus oleh pemilik akun, proses hukum tetap berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Saya diundang sebagai admin karena postingan tersebut pernah muncul di grup yang saya buat. Walaupun postingannya telah dihapus, jejak digital tetap ada dan itu menjadi salah satu fokus penyelidikan polisi,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Takalar, Muhammad Hasbi, menunjukkan ketegasannya dalam menghadapi kasus ini. Ia menyatakan tidak dapat mentolerir tindakan yang dianggap telah mencoreng nama baiknya. Hasbi sepenuhnya menyerahkan proses penegakan hukum kepada aparat kepolisian.
“Sudah kelewatan caranya. Apalagi nama saya jelas-jelas tercantum dalam gambar karikatur itu. Saya percayakan semuanya kepada APH agar publik mengetahui siapa sebenarnya pelakunya dan apa motif di baliknya,” tegas Muhammad Hasbi dengan nada geram.
Kini, sorotan publik tertuju pada kinerja Polres Takalar. Mampukah Korps Bhayangkara mengungkap tabir misteri di balik akun “Panronrongna Takalar” dan membawa pelaku dugaan pencemaran nama baik ini ke hadapan hukum? Masyarakat Takalar menanti jawaban pasti dan transparan dari aparat penegak hukum.
(*)