TAKALAR,Klikbacanews.com – Bupati Takalar, H. Mohammad Firdaus Dg Manye, hari ini menerima kunjungan penting dari delegasi SMILO (Sustainable Island) dari Prancis, didampingi mitranya, Yayasan Hutan Biru (Blue Forests), di Rumah Jabatan Bupati. Pertemuan ini berfokus pada pembahasan dan deklarasi dukungan untuk inisiatif “Menuju Pulau Tanakeke Berkelanjutan.”
Komitmen Bupati Terhadap Pulau-Pulau Kecil
Bupati Firdaus Dg Manye menegaskan apresiasinya terhadap keunikan dan nilai pulau-pulau kecil, termasuk warisan budaya, alam, sejarah, lanskap, dan potensi pengembangan kegiatan sosial-ekonomi yang ramah lingkungan. Sebagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan pulau-pulau ini, Bupati menyambut baik kehadiran SMILO di Takalar.
Solusi untuk Tantangan Berulang
Kehadiran SMILO diharapkan dapat membantu masyarakat dan pemangku kebijakan di Takalar dalam mengatasi berbagai masalah umum yang terus berulang di pulau-pulau kecil, seperti:
Ancaman Perubahan Global: Polusi udara dan air, penggunaan sumber daya yang intensif, invasi biologis, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim.
Fluktuasi Populasi:Perubahan musiman dalam jumlah penduduk dan pengunjung.
Pengelolaan Infrastruktur: Pengelolaan limbah, air, dan energi yang efisien.
Layanan Publik: Ketersediaan dan pemeliharaan layanan kolektif esensial seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi.
Ketergantungan pada daratan utama untuk bahan baku dan produk olahan.
Deklarasi “Menuju Pulau Tanakeke Berkelanjutan”
Deklarasi ini akan dibingkai dalam bentuk program pembentukan komite. Komite ini akan memiliki visi yang sama untuk memulai dan melanjutkan pembangunan berkelanjutan di Pulau Tanakeke, selaras dengan prinsip-prinsip Sosial Budaya masyarakat Tanakeke, Program Kerja Keanekaragaman Hayati Kepulauan, pengelolaan wilayah pesisir terpadu, serta Konvensi Laut Regional.
Prinsip-prinsip utama yang akan dipegang dalam program ini meliputi:
Lingkup Holistik: Meliputi wilayah secara keseluruhan, baik daratan maupun lautan.
Keterlibatan Multi-Pihak: Melibatkan semua pemangku kepentingan terkait, termasuk otoritas regional dan lokal, pelaku ekonomi, LSM, warga, pemilik tanah, ahli, dan pengguna.
Pengelolaan Lahan Berimbang: Menjaga keseimbangan dengan pelestarian dan promosi warisan budaya.
Ekosistem Sehat Jangka Panjang: Memelihara ekosistem yang sehat melalui penggunaan sumber daya alam berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengurangan polusi.
Pembangunan Sosial dan Ekonomi yang Sesuai: Pembangunan yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, pengurangan kesenjangan dan kemiskinan, serta mengantisipasi dampak negatif dari proyek pembangunan baru.
Kunjungan ini menandai langkah maju yang signifikan bagi Pulau Tanakeke dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan.
(leo)